McDonald’s mencatat pertumbuhan penjualan yang lebih rendah akibat gelombang boikot produk makanan siap saji McDonalds oleh masyarakat di berbagai negara menyusul agresi dan genosida Israel di Gaza sejak awal Oktober 2023. Aksi boikot makin menyeruak setelah setelah McDonald's Israel didapati menyediakan makanan gratis untuk tentara Israel. Dikutip dari Al Jazeera, pertumbuhan penjualan dari gerai McDonald's yang sudah buka setidaknya satu tahun, naik 3,4 persen pada periode Oktober Desember.
Menurut survey yang dilakukan analis dari FactSet, kenaikan tersebut jauh di bawah perkiraan Wall Street sebesar 4,7 persen. Bulan lalu, CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengatakan bahwa informasi beredar mengenai perusahaan telah berdampak buruk pada penjualan perusahaan. Chris menyebut banyak "disinformasi" dikaitkan dengan McDonald's yang akhirnya berdampak pada penjualan mereka di pasar Timur Tengah.
Penjualan McDonald's di kawasan lainnya seperti Malaysia, Indonesia, dan Prancis juga disebut turut terdampak. Penjualan McDonald's Tumbuh di Bawah Perkiraan Akibat Aksi Boikot Solidaritas Palestina Imbas Aksi Boikot oleh Pro Palestina, McDonald's Alami Kemorosotan Penjualan
Dampak Boikot Massal di Timur Tengah, Laba Penjualan McDonald's Kembali Amblas McDonald's Umumkan Akuisisi 225 Waralaba Lokal Israel di Tengah Ramainya Aksi Boikot Di Tengah Ramainya Aksi Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi 225 Waralaba Lokal Israel
Seniman Bandung Gelar Aksi Jalan Kaki Solidaritas Seni Untuk Palestina Induk McDonald's Bakal Beli Waralaba di Israel yang Picu Boikot Global, Merugi Rp111 Triliun Aksi Solidaritas Palestina di Titik Nol Yogyakarta, Desak Gencatan Senjata Jelang Ramadan
"Selama perang (Israel Hamas) ini masih berlangsung… kami memperkirakan tidak akan melihat adanya perbaikan (penjualan) yang signifikan (di pasar pasar ini)," kata Chris dikutip dari BBC, Selasa (6/2/2024). Akibat dari gelombang boikot ini juga, McDonald's harus membatasi jam kerja karyawannya untuk sementara waktu atau bahkan menutup beberapa gerai.